http://www.consistel.com/Images/Indonesia_banner.jpg

Opini ANDA: Ancaman Golongan Kristen dengan Pembangkangan dan Revolusi

Judul*: Ancaman Golongan Kristen dengan Pembangkangan dan Revolusi

Materi *: JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam acara "Kajian Politik Islam"
di Masjid Agung al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (26/1),
Munarman, dalam ceramahnya, menegaskan bahwa pemilu 2014 ini, nampaknya akan
menjadi peristiwa yang sangat penting. Karena golongan Kristen sangat
percaya diri dan yakin akan berhasil "mengambil" kekuasaan di Indonesia.


Lebih lanjut, golongan Kristen, menurut Munarman, usai kemenangan
Jokowi-Ahok dalam pemilukada di DKI Jakarta, Dewan Gereja Indonesia (DGI)
dan Majelis Wali Gereja Indonesia (MAWI), menyelenggarakan pertemuan di
Cikini (Cut Mutiah), kantor MAWI, berencana mendirikan partai politik atau
memasukkan aktivis-aktivis gereja ke seluruh partai politik yang ada.

Jika skenario pertama mendirikan partai politik kurang berhasil, seperti PDS
(Partai Damai Sejahtera), maka skenario kedua dengan memasukkan aktivis
gereja ke partai-partai politik.

Dengan masuknya aktivis-aktivis gereja ke partai-partai politik, maka mereka
akan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan gereja. Seperti masuknya
sejumlah aktivis gereja di PDIP, di mana PDIP menjadi sarana para aktivis
gereja mengganjal kepentingan umat Islam.

Seperti saat membahas Undang-Undang Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), karena
di dalam undang-undang SISDIKNAS itu termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional, "menciptakan manusia beriman, bertakwa dan berilmu", ini
menjadi keberatan golongan kristen.

Lebih lanjut, Munarman mengutip Suara Pembaharun, yang terbit hari
Sabtu-Ahad, (25-26/1), di mana pihak gereja menghadapi pemilu 2014 ini,
secara eksplisit menegaskan, "Gereja sebagai kekuatan politik moral adalah
posisi yang sangat tepat, tetapi peran itu harus dinamis, sesuai dengan
keadaan. Teolog Amerika Serikat, J.Philip Wogoman, dalam bukunya
'Christian Perspective on Politicts, menguraikan tujuh tingkat
keterlibatan gereja dalam politik".

Kemudian, Munarman menguraikan satu-satu tentang tujuh tingkat keterlibatan
gereja dalam politik yang ditentukan oleh keadaan di mana gereja berada dan
melayani.

"Tujuh tingkat langkah strategis gereja, pertama, diawali dengan etos.
Kedua, mendidik warga gereja tentang isu tertentu. Ketiga, lobi gereja.
Keempat, mendukung calon tertentu. Kelima, menjadi partai politik. Keenam,
pembangkangan sipil, dan puncaknya revolusi".

Sementara itu, mereka mensikapi tentang kondisi yang ada sekarang ini, dan
kedudukan mereka dalam NKRI, justru golongan kristen merasa termarjinalkan,
dan mereka sangat gelisah dengan pembatasan tempat beribadah. Di era otonomi
seperti sekarang, kalangan kristen, merasa di daerah golongan minoritas
kristen, mereka merasa tidak memiliki jabatan dan akses kekuasaan.

Menurut Munarman, kenyataannya sangat bertolak belakang. Seperti di
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan DKI Jakarta, Solo, dan sejumlah
daerah lainnya, golongan Kristen yang minoritas justru mendapatkan kedudukan
yang tinggi, sebagai gubernur, bupati, dan bahkan sejumlah jabatan lainnya.

Sekarang pun dengan kekuatan ekonomi dan media di tangan mereka, kalangan
kristen dapat mengebiri dan menghancurkan golongan Islam. Golongan Islam
sudah sangat 'tersibghah' oleh nilai-nilai kristen dalam kehidupan
mereka, ungkap Munarman.

Kalangan gereja mensikapi kondisi yang ada sekarang ini, menurut Munarman,
mereka membuat dua pilihan, terutama dari kalangan politisi kristen.
Pertama, mereka akan berusaha mendirikan partai politik baru, dan partai
baru itu, secara eksplisit sebagai partai kristen, tidak anonim lagi.

Secara terang-terangan wujudnya sebagai kristen, dan yang akan
memperjuangkan kepentingan golongan kristen secara terbuka melalui wadah
politik. Pilihan kedua, mereka yang memilih berjuang dengan bergabung pada
partai politik yang menganut ideologi nasionalis dan atau membentuk lembaga
sosial kemasyarakat, sebagai sarana gerakan mereka melakukan perubahan
politik.

Sekarang pun, sudah sangat banyak aktivis gereja yang menjadi caleg. Ini
sangat penting, dan bermanfaat dengan banyaknya aktivis kristen menjadi
caleg.

Sebagai contoh, presentasi kalangan kristen di legislatif, jumlahnya sudah
mencapai lebih dari 17 persen dari semua partai politik. Sedangkan DPD
jumlah kalangan kristen, sudah hampir mencapai 28 persen. Ini sangat
signifikan perubahan yang terjadi dalam kehidupan politik secara nasional,
khususnya bagi kalangan kristen.

Namun, menurut Munarman, tentang keterlibatan gereja dalam politik, dan
tujuh tingkatan yang paling penting dicatat, mereka sudah pada tingkatan
menggunakan pembangkangan sipil dan revolusi dalam mencapai tujuan mereka.

Tentu, kalangan gereja yang paling masygul, adanya aturan pemerintah yang
dituangkan dalam SKB Tiga Menteri, yang dinilai menghambat perkembangan
gereja dan pertumbuhan kristen di Indonesia. Maka mereka akan habis-habisan
melawan dengan segala cara kebijakan dan keputusan pemerntah.

Ini dianggap tindakan marginalisasi terhadap kalangan kristen. Sekalipun,
jumlah gereja yang baru, jauh lebih banyak dibandingkan masjid yang baru.
Gereja naik 150 persen, dibandingkan masjid hanya 75 persen.

Kalangan kristen sudah melaporkan pemerintah Indonesia Komisi Hak Asasi
Internasional PBB, karena dianggap membatasi hak dasar kalangan kristen
dengan larangan Gereja Yasmin di Bogor. Mereka terus melakukan protes dan
aksi.

Bahkan, saat berlangsung peringatan Natal mereka menyelenggarakan Natal di
depan Istana Merdeka, di Medan Merdeka Utara. Ini wujud dari pembangkangan
sipil, dan menuju revolusi. Segala langkah mereka lakukan dalam
memperjuangkan kepentingan mereka.

Di Malaysia segala aktifitas golongan kristen yang mengarah kepada
penyebaran agama kristen, dilarang, bahkan tidak ada acara "mimbar agama
kristen" di telivisi Malaysia. Konstitusi Malaysia yang secara eksplisit
Islam sebagai agama negara, pemerintah Malaysia melindungi agama Islam, dan
berbagai tindakan dan aktivitas yang mengancam Islam.

Bahkan, belum lama ini, pemerintah Malaysia memulangkan (persona non grata)
Dubes Vatikan, karena mendukung penggunaan kata "Allah" oleh kalangan
kristen Malaysia. Padahal, di Malaysia golongan Melayu hanyalah 54 persen
dari seluruh jumlah penduduk Malaysia.

Di Indonesia jumlah penduduknya 90 persen Muslim, tetapi sudah kehilangan
"ghirah" (kecemburuan) dan "hamasah" (semangat), sehinngga mereka
tidak merasakan kejadian apapun, walaupun setiap hari banyak Muslim yang
dimurtadkan. Tidak ada kemarahan sedikitpun atas segala tindakan oleh
orang-orang kristen.

Mereka mendirikan gereja, di mana-mana, sekalipun didaerah itu tidak ada
penganut agama kristen. Sekolah-sekolah kristen di mana-mana. James Riyadi
mendirikan rumah sakit Siloan yang menjadi "cover"gerakan kristen, dan
bahkan, James Riady mendirikan rumah sakit Siloan di Padang.

Munarman menggarisbawahi, bahwa di era demokrasi, dan liberalisasi ini hanya
golonan kristen yang sangat diuntungkan. Mereka dengan bebas dapat
mempropagandakan, mengembangkan, dan menyebarkan, dan bahkan melakukan
pemurtadan secara bebas, melalui sarana-sarana yang mereka miliki dengan
jargon kebebasan dan hak asasi manusia. Ummat Islam tidak menyadari ancaman
di depan mata mereka.

Bahkan, ada kalangan NU, Kiai Nurul Arifin yang bersedia ceramah di gereja,
saat berlangsung perayaan Natal di daerah Jawa Tengah. Belum lagi, ribuan
anggota Banser (NU) yang disebarkan di berbagai gereja di Jawa Timur dan
Jawa Tengah dalam rangka melakukan pengamanan saat perayaan Natal.

Umat Islam tidak paham muslihat golongan kristen dengan berbagai muslihat
mereka yang menggunakan kedok toleransi dan pluralisme.
[afgh/msh/voa-islam.com]
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/01/27/28827/munarwan-ancaman-golongan-kristen-dengan-pembangkangan-dan-revolusi/#sthash.NbVMl89w.7Jo6Wina.dpuf

Penulis*: VOA Islam

Kajian*: Politik

Unggah Foto*: FOTO-NATAL-2013-_-Jemaat-Yasmin-.jpg

Star Rating:

_________________________________________________________:

Powered by EmailMeForm http://www.emailmeform.com/

Posting Komentar

Bagaimana menurut Anda...?!

http://www.emailmeform.com/builder/form/8bbGKdfc8T
 

Kajian 1

Kajian 2

Copyright © 2013. OBROLAN ANAK NEGERI - All Rights Reserved
Design by Gusti Putu Adnyana Powered by idblogsite.com