Herpes merupakan salah satu penyakit kulit yang bisa muncul di berbagai bagian tubuh, yang paling sering di mulut dan kelamin. Herpes simplex virus (HSV) merupakan infeksi virus yang menyebabkan herpes.
Ada dua jenis virus herpes yang dikenal, yakni, HSV-1 yang dikenal juga dengan herpes mulut yang bisa menyebabkan luka dingin dan lepuh disekitar mulut dan wajah. HSV-2 dikenal juga dengan virus herpes yang menyerang bagian genital.
Apa Penyebab Herpes?
Virus herpes simplex adalah virus yang menular. Cara penularan dari satu orang ke orang lain adalah dengan melalui kontak langsung. Anak-anak yang terkena virus HSV-1 biasanya berawal karena terjadinya kontak dengan orang dewasa yang sudah terinfeksi terlebih dahulu.
Infeksi HSV-1 dapat terjadi dari interaksi umum seperti makan dari peralatan yang sama, berbagi lip balm, atau berciuman. Virus menyebar lebih cepat ketika orang yang terinfeksi mengalami wabah. Selain itu, adalah mungkin untuk mendapatkan herpes genital dari HSV-1 jika individu memiliki luka dingin dan melakukan kegiatan seksual selama waktu itu.
HSV-2 Terjadi jika melakukan kontak seksual dengan orang yang telah memiliki virus tersebut atau sedang mengalami herpes. Diperkirakan sekitar 20 persen orang dewasa yang aktif secara seksual di Amerika Serikat telah terinfeksi dengan HSV-2, menurut American Academy of Dermatology (AAD). AAD melaporkan bahwa kebanyakan orang mendapatkan HSV-1 dari orang yang terinfeksi yang tanpa gejala, atau tidak memiliki luka.
Siapa Berisiko Terkena Infeksi Herpes Simplex?
Siapapun dapat terinfeksi HSV, tanpa memandang usia. Risiko Anda ditentukan hampir seluruhnya didasarkan pada paparan infeksi. Dalam kasus HSV yang menular karena hubungan seksual dikarenakan perilaku seksual yang tidak menggunakan perlindungan seperti kondom. Faktor lainnya adalah:
- Memiliki banyak pasangan seks.
- Perempuan (Lebih mudah terinfeksi virus herpes)
- Memiliki IMS atau Infeksi Menular Seksual.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jika seorang wanita terkena herpes genital pada saat melahirkan, hal tersebut bisa membuat bayi yang baru dilahirkan juga ikut terkena 2 tipe herpes tersebut dan juga menempatkan bayi pada resiko terkena komplikasi yang serius.
Menyadari Tanda-Tanda Herpes.
Hal ini penting untuk diketahui dan dipahami meskipun seseorang mungkin tidak memiliki luka atau gejala yang terlihat, mereka masih dapat terinfeksi oleh virus dan dapat menularkan virus kepada orang lain. Beberapa gejala yang berhubungan dengan virus ini antara lain:
- Luka terbuka (di dekat mulut maupun kelamin)
- Merasakan nyeri pada saat buang air kecil (Herpes genital)
- Mengalami gatal yang tidak biasa.
Selain itu, gejala lain yang mirip dengan gejala flu, yakni, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, kelelahan dan kurang nafsu makan. Herpes juga dapat menyebar ke mata, menyebabkan kondisi yang biasa disebut dengan herpes keratis. Gejalanya yaitu, sakit mata, berkurangnya fokus pandangan dan perasaan berpasir di mata.
Bagaimana Herpes Didiagnosis?
Jenis virus ini umumnya didiagnosis dengan cara pemeriksaan fisik. Dokter biasanya akan memeriksa luka pada tubuh Anda dan bertanya mengenai gejalanya. Selin itu akan dilakukan pengujian untuk mengkonfirmasi diagnosis jika Anda memiliki luka pada alat kelamin. Selama ini biasanya tes dilakukan dengan cara mengambil cairan sampel swab dari daerah yang sakit dan diuji di laboratorium.
Tes yang dilakukan pada darah adalah untuk mencari antibodi terhadap HSV-1 dan HSV-2juga dapat digunakan untuk mendiagnosa infeksi ini. Akan sangat membantu jika tidak ada luka ketika sedang dilakukan pengujian.
Mengobati Herpes.
Saat ini belum ada obat yang bisa digunakan untuk virus ini. Pengobatan dilakukan berfokus pada menyingkirkan luka dan membatasi wabah.
Ada kemungkinan bahwa luka akan menghilang meskipun tanpa dilakukannya pengobatan khusus. Namun, dokter biasanya menentukan bahwa Anda setidaknya harus meminum obat salah satu dari obat dibawah ini:
- acyclovir
- famciclovir
- valacyclovir
Obat tersebut diatas dapat membantu mengurangi resiko penyebaran virus, serta menurunkan intensitas dan frekuensi wabah. Selain berbentuk oral (pil), obat tersebut bisa ditemui dalam bentuk krim yang bisa langsung diterapkan ke kulit. Untuk yang sudah dalam kondisi yang parah biasanya diberikan melalui injeksi atau suntikan.
Orang-orang yang terinfeksi dengan virus herpes biasanya akan memiliki virus ini selama mereka hidup bahkan jika tidak menunjukkan gejala, karena virus akan terus ada di dalam sel-sel saraf.
Pencegahan Penyakit Herpes.
Meskipun sampai saat ini belum ditemukan obat untuk herpes, Anda dapat mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari terinfeksi atau mencegah agar tidak menginfeksi orang lain.
- Untuk yang terkena HSV-1, hindari kontak fisik langsung dengan orang lain. Jangan menggunakan barang yang sama yang sekiranya bisa ikut menularkan virus, seperti, cangkir, handuk, perak, pakaian, make p atau lipbalm. Dokter juga menyarankan agar tidak melakukan aktifitas seksual seperti seks oral, berciuman, atau aktifitas seksual lainnya. Jika tangan mengalami kontak langsung dengan luka, segera cuci tangan secara menyeluruh dan aplikasikan obat dengan menggunakan kapas untuk menghindari kontak langsung.
- Untuk yang terkena HSV-2, Jika telah didiagnosis dengan virus tersebut, walaupun tidak menunjukkan gejalanya, tetap gunakan pengaman atau kondom ketika melakukan aktifitas seksual. Meskipun begitu, kondom tidak bisa menjamin bahwa pasangan Anda tidak bisa terkena virus yang sama. Wanita yang sedang hamil dan terinfeksi virus ini, diharuskan minum obat untuk mencegah bayi yang belum lahir terinfeksi virus herpes.